Menurut keterangan yang diperoleh dari nara sumber atau yang dianggap Tokoh
dan mengetahui tentang adanya Desa Cidahu, tapi usianya kurang dari 100 tahun,
karena orang yang sudah berumur 100 tahu lebih sama sekali sudah tidak ada, ini hanya
gambaran dari yang berumur 85 tahun yang memegang kepercayaan, sehingga dapat
disimpulkan sbb :
Nama Desa Cidahu pada awalnya di Desa tersebut ada pohon besar yang
tumbuh dekat mata air disebelah selatan Desa / dilebak Cidahu, yang konon katanya
pohon itu dinamakan TANGKAL DAHU , pohon dahu itu berbuah kecil hampir menyerupai
buah beringin, tapi yang anehnya buah pohon tersebut semua jenis burung suka makan
buah tersebut tidak kecuali.
Karena dari pohon yang tumbuh dekat mata air itulah ahirnya di pakai sebagai
nama Desa Cidahu, ada kata peribahasa dari tokoh dahulu besok lusa bakal ada
para tamu yang datang ke Desa Cidahu akan merasa betah sehingga tidak mau
kembali kekampung asalnya, itulah kehebatan Cidahu , karena airnya istilahnya air
penyipuhan.Yang makamnya sekarang menjadi tempat berjiarah warga masyarakat, bahkan banyak pendatang
dari luar yang tahu sejarah, baik orang yang hendak hajatan khitanan/nikahan dan lain sebagainya.
Buyut-buyut tersebut yang membuat GUHA yang terletak disebelah selatan desa yang namanya
GUHA CIBENDA diatas GUHA ada air pancuran cukup besar dan bening/jernih dan disebut air KAMALAYAN
bisa dijadikan obat orang yang kehilangan ingatan karena ditinggal mati anaknya dll.
Pada jaman penjajahan Cidahu dipakai basis gerilya dan yang disegani adalah Belanda /jepang
mengebom Cidahu, bom tidak meletus, dan jaman Gerombolan incaran gerombolan Desa Cidahu, tapi
ternyata malamnya tidak masuk yang terlihat banyak senter-senter disepanjang batas desa (seperti banyak
yang jaga padahal tidak ada, ini dongeng pakar Gerombolannya orang Cihideung Hilir .
BUYUT YUDA KARYA meninggalkan Tongkat : maka lambang Cidahu adalah TONGKAT, artinya
Penahan Jadi Kuat Pegangan.
GUHA CIBENDA ada pepatah siapa yang kuat bertapa 40 hari 40 malam dalam guha maka bisa terlihat
Cirebon Pamilahan (ada jalan Langsung terowongan ) menembus bumi.
Pada tahun 1908 sudah ada Pabrik Gula yang Penguasanya TUAN TOFIL cukup besar yang sekarang
tanahnya dipakai Bangunan SMP, dan ada juga Gudang uyah cukup besar.
Desa Cidahu dari tiga bagian yaitu :
a. Ci. b. Da . c. Hu (Cai dahu) Cai nyusu/Cai Ibu, semua seneng
Diawal tahun 1838 telah ada Kuwu s/d 2 Kuwu. Namun disini hanya tertulis yang diketahui dari ketiga Kuwu.
Dan sejarah masih banyak tapi karena tokoh-tokoh yang tua telah meninggal tidak ditulis sejarahnya pakum.
Ada istilah dahulu jaman Prabu Siliwangi di uber-uber, datang di Cidahu Alahu-alahu napas berat
,masih bisa jalan ke Timur Cieurih , eueuriheun pedih,masih bisa jalan keTimur Legok ,dengan pribahasa tak
kuat namun masih bisajalan merayap sampailah ke Desa Cikeusik dengan kata usak asik ternyata sekarang
pasir dihabiskan .
Demikian sekelumit sejarah yang bisa di tulis hanya garis besarnya saja karena jelas pakar-pakar tua
tidak ada, penulis hanya meraba-raba yang jelas saja.
Pada waktu itu Desa Podomoro berasal dari bahasa Jawa yang artinya “Podo:sama, Moro:datang”. Jadi, Podomoro artinya “Datang Bersamaan”. Awalnya Desa Podomoro terdiri dari dua dusun yaitu Dusun Podomoro I dan Dusun Podomoro II. Setelah Desa Podomoro berdiri dan banyak pendatang baru serta oendatang tersebut menebang di sebelah utara, lalu desa bertambah dua dusun yaitu Dusun Podosari dan Dusun Podorejo. Dengan demikian Desa Podomoro terdiri dari 4 (empat) dusun yaitu Dusun Podomoro I, Dusun Podomoro II, Dusun Podosari dan Dusun Podorejo.
Namun, seiring perkembangan zaman dan bertambahnya jumlah penduduk, terpecahlah dua dusun milik Desa Podomoro yang pertama adalah Dusun Podorejo menjadi Desa Rejosari (2006) dan yang kedua Dusun Podosari menjadi Desa Podosari (2013) yang memiliki otonom sendiri. Kini Desa Podomoro hanya memiliki tiga dusun saja yaitu Dusun Podomoro I,II dan Dusun Podomoro III.
Berikut daftar nama orang pendatang dari Jawa Tengah yang semula tinggal di Pekon Wates Gadingerjo dan membuka Desa Podomoro yaitu :
- Kromodimejo
- Mat Sengat
- Amat Toyib
- Amat Mukim
- Amat Danom
- Mat Asli
- Pogati
- Mat Jarman
- Wiro Semito
- Tilam
Pekon Podomoro terletak di sebelah Barat Ibu Kota Kabupaten Pringsewu, + 3 Km dan 56 Km dari Ibu Kota Propinsi Lampung.
Sejak berdiri Pekon Podomoro telah mengalami beberapa kali pergantian Kepala Pekon dengan masa jabatan yang berbeda, dengan urutan sebagai berikut :
- Kromo Dimejo Tahun 1927 – 1932
- Mad Rejo Tahun 1933 – 1950
- Pawiro Sukarto Tahun 1951 – 1957
- Parto Darmo Tahun 1958 – 1961
- Madio Utomo Tahun 1962 – 1964
- Parto Darmo Tahun 1965 – 1967
- Kamino Tahun 1968 – 1969
- Ardani Tahun 1970 – 1972
- Kamino Tahun 1973 – 1975
- Suyono Tahun 1975 – 1976
- Kasimin Murtopo Tahun 1976 – 1979
- Sukiman Edy Riyanto Tahun 1979 – 1987
- Hadi Pramono Tahun 1987 – 1988
- AS Sakeh Tahun 1988 – 1997
- Margono Tahun 1997 – 1998
- Narsun Tahun 1998 – 2006
- Parjito Tahun 2006 – 2007
- Hendry Sutarwan Tahun 2007 – 2013
- Didi Maryadhi Tahun 2013 (Pj)
- Hendry Sutarwan Tahun 2013 – 2019
Didi Maryadhi Tahun 2019 – 2020 (Pj)